Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek (Allport, 1935) seperti dikutip
Notoatmodjo Beberapa definisi lain
tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai
berikut :
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang
terhadap suatu obyek adalah perasaan
mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak pada
obyek tersebut. (Berkowitz, 1932) dikutip Notoatmodjo.
Sikap adalah afeksi untuk atau melawan suatu obyek psikologis .(Thustone, 1931) dikutip Notoatmodjo.
New Comb (1978:69) dikutip Widayatun T.R. menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku terbuka.
Sikap belum merupakan suatu
tindakan/kreatifitas, akan tetapi berupa “predisposisi” tingkah laku dikutip oleh Mar’at tahun 2006. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi harus ditafsirkan sebagai
tingkah laku yang tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.
Menurut Mar’at tahun 2006 tingkat pengetahuan seseorang akan sesuatu sangat penting serta merupakan dasar
dari sikap dan tindakan dalam menerima atau menolak sesuatu hal yang baru.
Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berupa respon respon positif maupun
respon negatif. Sikap manusia akan dicerminkan dalam bentuk perilaku dalam
obyek. Namun menurut Mann (1969) mengatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa
sikap merupakan predisposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana
individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan nyata seringkali jauh
berbeda (Azwar S, 1995).
Komponen Sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) dikutip
Notoatmodjo menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :
-
Kepercayaan (
keyakinan ), ide dan konsep terhadap suatu obyek.
-
Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek.
-
Kecenderungan
untuk bertindak.
Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk
sikap yang utuh (total attitude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan, dan
emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan, yakni :
1)
Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau menerima dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya sikap orang terhadap intervensi
keperawatan dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
ceramah–ceramah tentang intervensi keperawatan.
2)
Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas
pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang menerima ide tersebut.
3)
Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga,
misalnya seorang klien mengajak klien lain untuk mendiskusikan masalah
intervensi keperawatan.
4)
Bertanggung
Jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.